Apa yang dilakukan manusia ketika tak ada lagi kaki yang bisa menopangnya untuk berdiri? Berusaha untuk tetap berdiri walau tak mungkin--adalah jawaban terbijak yang pasti banyak disarankan orang untuknya. Namun apakah ia bisa terus berdiri, terseok-seok oleh keadaan yang malah memberatkan bagi orang lain, kemudian berpikir apalah jadinya ia di sana ketika bahkan tak ada lagi kaki kedua atau ketiga yang bisa menopangnya untuk berdiri. Ia akan tumbang dengan sendirinya secara perlahan dengan cara yang paling menyakitkan.
Cara terbaik adalah... mundur dari baris terdepan. Tak lagi menjadi topangan bagi orang lain bahkan kalau dia tak bisa menopang dirinya sendiri.
Kawan, tahukah kalian rasanya menjadi seseorang yang bahkan tak bisa berbuat banyak ketika semua orang mengharapkan banyak hal darimu? Tahukah rasanya menjadi sampah yang bahkan tak lebih berguna daripada barang bekas? Tahukah kalian betapa berat rasanya jika mandat yang dibebankan padamu tak dapat kau kerjakan dengan baik, kau tahu kau tak mampu, tapi rasanya tak mudah juga untuk mundur. Semua nampak memercayakanmu, namun nyatanya mereka hanya menjadikanmu sebagai pajangan nama untuk menempati kosongnya posisi. Awalnya kau terpercaya, kau bungah bisa menjadi yang terbaik, namun kemudian kau sadar tak lagi bisa berada di posisi tersebut...
Untuk apalah kau menjadi seorang pahlawan ketika tak ada orang yang harus kau lindungi? Siapa yang sedang kau perjuangkan? Untuk siapa kau berbuat? Ketika kau tak lagi berguna, ketika tak ada lagi yang menaruh respek padamu, ketika kau bahkan lebih buruk dari sampah yang masih bisa dihujat? Bisakah kau tetap ada di sana, memegang tongkat kendalimu seakan kau adalah dewa yang mengendalikan alam semesta dengan sekali tunjuk.
Kawan, kau bukan dewa. Kau manusia. Kau punya hati. Kau tahu burukmu, kau tahu putusanmu. Tariklah napas panjang dan berpikirlah mana yang terbaik untukmu. Tempatmu mungkin bukan di sana, bukan bersama mereka, tapi itu bukan berarti kau mengacuhkannya. Kau pasti bisa berbuat sesuatu yang lebih baik ketimbang berada di posisi yang sama. Bukan berarti kau menyerah atau melarikan diri, kau hanya sedang membuat keputusan terbaik dalam hidupmu.
Semua orang menyebutnya prestasi, kau menyebutnya ambisi, dan pada akhirnya hanya sebuah kompetisi tak terarah. Semua orang ingin menjadimu bukan? Bukan berarti mereka iri, namun karena mereka mungkin adalah yang terbaik yang bisa mengganti posisimu.
Kawan, sekali lagi. Kau adalah manusia, pikirkanlah dan putuskanlah. Ada banyak hal yang bisa kau lakukan ketimbang bersembunyi di kandangmu kemudian menarik napas menatap mentari seakan tak terjadi sesuatu pada dunia. Kau tak tahu mereka kawan, kau tak tahu bagaimana 'mungkin' mereka sedang menghujatmu, mereka sedang mengolokmu, dan mungkin mereka berharap sebaiknya kau tidak pernah ada. Mereka yang pernah memohon padamu namun kau tampik dengan candaan padahal kau hanya ingin memberitahu pada mereka bahwa kau tak sanggup lagi. Sekarang kemukakanlah dengan jelas bagaimana kau tak bisa memikul tanggungan ini lagi, katakan bahwa tempatmu bukan di situ lagi. Katakan, bahwa kau sudah lelah dengan semua ini. Katakan bahwa ini saatnya bagimu untuk mundur.
Mundur tak berarti menyerah, tak berarti melarikan diri. Mundur berarti kau tahu di mana tempat terbaikmu.
...
Mau jadi penerusnya Mario Teguh? *plak*
BalasHapusEh, yah. Ini pas aku baca bagian tengah-tengahnya yang kepikiran justru kamu kayak lagi kehilangan diri sendiri aja sih. In times like that (di mana gue pernah mengalami juga) coba introspeksi (klise) untuk melihat dan mencari diri sendiri aja sih. Kita selalu punya diri sendiri untuk dilindungi, ditopang, menopang, dan melindungi kok ;)
It's not that selfish. Cuma terkadang sering kita jadi lupa diri ketika menempatkan diri dalam realita sosial, setidaknya itu yg gue rasakan. Kalimat terakhir bagus btw :D
Sebenarnya... ini hanya racauan kalau saya lagi galau sih, kenapa motivasi ya itu motivasi buat diri saya sendiri aja ^^ *plak* jadi ngga mau sok Mario Teguh atau siapa pula dia *dilempar*
BalasHapusJadi ngga aneh kalau isinya kayak curhatan orang yang putus asa dan kehilangan jati diri :))
But thanks for share :") bisa membuka pikiran setidaknya xDb