Jumat, 24 September 2010

Fanfiction : Boys 'BAKA!' Flower

Special Disclaimer:
Juliet Muller (Rhea); Oswald Ashenford (Mayu-nee); Deniska Mikhailov (me); Benaya Elsveta (Yuki); Joshua Kinsky (Olive); Estelle Scarlet (Mayu-nee); Beauty Donks (Yuki);


Disclaimer:
Hanayori Dango/Meteor Garden/Boys Before Flower/dan segala jenis versinya -- Indonesia Hogwarts 




--------:::::::::::::::---------

Chapter 1 : the Fight!


Hogwarts, semua tahu kalau itu adalah nama sekolah sihir yang paling tersohor di seluruh Eropa. Sekolah bergengsi yang pasti diminati para penyihir seantero raya demi mendidik anak-anak mereka. Di sekolah inilah semua bermula, sebuah cerita cinta, persahabatan, dan tentu layaknya anak-anak muda pada umumnya... kesenangan. Semua kesenangan bisa kau temukan di sekolah ini, tentu saja sihir dan kualitas turunan adalah faktor utama namun di luar itu ada sesuatu yang bahkan dapat mengalahkan kedua hal besar yang telah disebutkan. Apa itu? Sebutlah popularitas, wajah, dan attitude. Mereka yang punya kuasa, mereka yang punya kendali, mereka yang menguasai sekolah ini.

Mereka adalah: F4--Flower 4


Berjalan lenggang mengibaskan jubah hitam, para gadis meneriakkan nama-nama pemilik wajah tertampan. Semua mata memandang seolah terpesona dengan sedikit gerak yang mereka lakukan. Empat orang bocah lelaki ini bukan bocah sembarangan, mereka menepis perbedaan kedudukan yang didasarkan pada darah penyihir, menggantinya dengan sebuah titel berjudul kesenangan anak muda. Berkat hal itulah mereka dihormati dan dipuja di sekolah ini. Menjadi yang paling hebat di antara yang terhebat.

...

Kaki kecilnya berjalan cepat di sepanjang koridor menuju ke aula besar. Ini adalah tahun pertamanya di Hogwarts, sang nona Muller tak mau terlambat mengikuti sarapan pertamanya. Ia memang sedikit terlambat, namun tak akan sampai diusir hingga tak boleh mengikuti acara pagi itu kan?

Dan, Juliet Muller terus memercepat langkahnya. Pintu aula sedikit terbuka, tanda bahwa ia belum sepenuhnya terlambat. Walau tampangnya berantakan, sang pemilik mata kristal biru ini tetap antusias untuk menyambut pagi barunya. Namun apa yang ia temukan ketika pintu tersebut terbuka? Racauan, tawaan, dan parahnya lagi adalah... tindak memermalukan. 

'Pluk...'

Strawberry Shortcake yang dibuat penuh cinta tersebut mendarat di wajahnya, wajah seorang gadis pilu seusia Juliet oleh seorang lelaki (seusianya juga) berambut pirang berwajah datar dengan dagu terangkat, sementara tiga yang lainnya di belakang hanya tersenyum simpul seakan kejadian itu adalah tayangan komedi di televisi. Sang gadis pilu menangis, bagaimana tidak ini adalah kesebelas kalinya ia membuatkan kue untuk Oswald Ashenford dan ditolak. Garisbawahi kata itu, karena kau tak akan mendapatkannya di muka umum secara spesial. Kalau kau tanya siapa itu Oswald Ashenford, maka jawabannya terkait dengan F4 yang tadi disebutkan di awal. Dia adalah KETUA-nya. Dan kau akan tahu kelanjutan cerita ini seandainya Julliet Muller tidak bertindak sembarangan...

"HEY KAU!"

Sang gadis berambut hitam (yang sayangnya pada pagi itu agak sedikit berantakan) menunjuk oknum pelempar kue dengan jari telunjuknya. Mendekat dengan gaya preman sambil mengangkat dagu kecilnya lurus ke atas, pada si pria tinggi yang menurutnya kurang ajar. "Apa yang kau lakukan! Bukankah dia sudah membuatkan kue untukmu?!" Bentakkan kedua.

Pemilik rambut pirang pendek itu hanya berdecak seraya mengangkat bahunya, melirik tiga rekan di belakang yang berusaha menutup-nutupi tawa mereka. "Hah, kau bilang apa?" Tanya dengan sedikit tawa, sebenarnya pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang mengejek asal kau tahu. 

Sayangnya lagi, Juliet Muller tak bisa membedakan mana yang benar dan salah di tempat ini. Kepalanya mendadak panas dan kepalan tangan terbentuk bersamaan dengan pipi merahnya yang menggembung, menatap nanar si pelaku kekerasan pada anak gadis tersebut. Dan kau tahu apa yang terjadi setelahnya?

'PUNCH!'

Sebuah bogem mendarat di pipi ganteng Oswald Ashenford. Ratusan pasang mata memandang takjub, tak sadar kah kau Juliet bahwa kini... NYAWAMU TERANCAM?! Antara yang saling bercuap menghujat sang gadis Muller dan yang mendukung tidakan heroin-nya. Yang pasti kali ini sang Ashenford tidak ambil diam, ia kembali menatap si gadis Muller dengan tatapan marah, namun terhenti begitu pemilik rambut pirang lainnya menepukkan tangan ke bahu tegapnya. "Sudahlah Osh, acara main-main kita sudah selesai," ungkap si pirang dengan senyum menawan. Dia adalah Benaya Elsveta yang tersohor berkat permainan akrobatiknya, dan sesaat setelah kejadian yang bisa Benaya lakukan adalah membuat keadaan mencair dengan senyum indahnya.

Inilah kekuatan F4. Masih dua, belum dua lainnya yang tetap melipat kedua tangan dan kemudian tertawa ringan. Senyum dan tawa yang bisa membuat hati para gadis luluh seketika. Bagaimana tidak, mereka adalah kembang yang ranum di sekolah ini. Dan satu kembang telah tumbang berkat pukulan maut dari seorang gadis yang titelnya saja anonim.

"Huh! Rasakan itu!"

Sebuah cengiran kemenangan dengan dengusan pelan a la gadis Muller yang hebat. Merasa menang namun tak tahu kelanjutan cerita yang bisa dilakukan oleh seorang Oswald Ashenford. Lenggangan kaki mundur dari panggung pertunjukkan, keempat pangeran undur diri sesaat dan gertakkan terakhir menyebutkan bahwa:

Perang Baru Saja Di Mulai!

...



1 komentar: